Indonesia Green Economy Summit 2022

Sudah dua tahun seluruh negara di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia, dihadang pandemi COVID-19. Indonesia pun merasakan dampak yang sangat besar di mana pertumbuhan Indonesia di tahun 2020 yang -2,07% adalah yang terparah sejak Krisis Moneter 1998 dengan nilai pertumbuhan -13,13%. Akan tetapi, dengan adanya sinergi dan kolaborasi luar biasa antara perusahaan swasta, perusahaan BUMN, Pemerintah Indonesia, dan stakeholder lainnya, ekonomi Indonesia pun mampu tumbuh 3,69% di tahun 2021.

Walaupun pandemi COVID-19 memberikan banyak dampak buruk yang belum pernah terjadi sebelumnya, ada banyak sekali kesempatan yang muncul yang sudah patut diwujudkan keberhasilannya. Salah satu kesempatan tersebut adalah ekonomi masa depan yang berkelanjutan melalui inisiatif ekonomi hijau (green economy). Kesempatan ini merupakan momentum bagi perusahaan swasta dan perusahaan BUMN dengan Pemerintah dan stakeholder lainnya untuk bekerja sama dan bersinergi menuju ekonomi masa depan yang berkelanjutan yang mana nantinya akan memberikan multiplier effect kepada masyarakat dan kesejahteraan yang juga berkelanjutan.

United Nations Environment Programme (UNEP) mendefinisikan ekonomi hijau sebagai suatu sistem ekonomi yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sementara secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologis yang berupa rendah karbon, efisien sumber daya, dan inklusif secara sosial. Transisi menuju ekonomi hijau sendiri merupakan salah satu agenda prioritas Pemerintah Indonesia bersama stakeholder terkait di dalam G20 Presidency 2022 yang dipimpin oleh Indonesia. Penerapan ekonomi hijau pun nantinya dapat memberikan dampak yang luar biasa kepada perekonomian Tanah Air.

Menurut Pembangunan Rendah Karbon Indonesia & Net-Zero Emission Menuju Ekonomi Hijau (2021), dengan menerapkan skenario netral karbon, rata-rata pertumbuhan Indonesia akan mencapai angka 5,95%-6,20% di tahun 2021-2070. Jika dibandingkan dengan praktik business as usual (BAU) yang mencakup eksternalitas dan dampak pandemi, ekonomi Indonesia hanya akan bertumbuh 4,16% selama tahun 2021-2070. Selain berdampak kepada pertumbuhan ekonomi, implementasi ekonomi hijau juga meningkatkan jumlah lapangan kerja di mana berdasarkan A Green Economy For A Net-Zero Future: How Indonesia Can Build Back Better After COVID-19 With The Low Carbon Development Initiative (LCDI) (2021), akan tercipta 1,8 juta tambahan pekerjaan di sektor hijau, seperti energi, mobil listrik, restorasi lahan, dan limbah di tahun 2030.

Tidak hanya menguntungkan Pemerintah, praktik ekonomi hijau berdasarkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), juga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnis perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan BUMN. Menurut Five Ways That ESG Creates Value (2019) oleh McKinsey, proses bisnis ESG dapat menciptakan lima nilai yang menguntungkan perusahaan. Pertama, top-line growth di mana perusahaan dapat mendapatkan akses sumber daya melalui komunitas yang lebih kuat dan menarik pelanggan dengan produk berkelanjutan yang dimiliki. Kedua, perusahaan dapat menghemat biaya melalui praktik ESG. Ketiga, perusahaan mendapatkan strategic freedom melalui deregulasi. Keempat, meningkatnya produktivitas karyawan dan perusahaan. Kelima, ESG dapat meningkatkan hasil investasi perusahaan.

Saat ini, praktik ekonomi hijau juga telah didukung oleh sektor keuangan, seperti sektor perbankan, untuk lebih memprioritaskan pembiayaan dan penyaluran kredit kepada sektor ekonomi hijau. Dalam laporan Indonesia Green Taxonomy (2022), implementasi ekonomi hijau membutuhkan pembiayaan yang besar di mana dukungan pembiayaan tersebut tidak hanya bisa bergantung kepada Pemerintah, namun diperlukan dukungan pembiayaan dari sektor swasta. Updated Nationally Determined Contribution Republic of Indonesia (2021) mencatat Indonesia membutuhkan Rp4.520 triliun atau US$322,86 miliar untuk implementasi aksi mitigasi dalam roadmap NDC berdasarkan estimasi yang dilakukan di tahun 2019.

Implementasi ekonomi hijau adalah salah satu arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di dalam mentransformasi perekonomian Tanah Air yang berbasis inovasi digital dan teknologi ke arah ekonomi berkelanjutan. Ekonomi hijau yang membutuhkan pembiayaan dan investasi yang tidak sedikit sangatlah dibutuhkan untuk mempercepat serta memperkuat proses transisi ekonomi masa depan Indonesia melalui ekonomi hijau. Dengan demikian, dibutuhkan sinergi dan integrasi yang menyeluruh antara Pemerintah bersama perusahaan swasta, perusahaan BUMN, dan stakeholder terkait di dalam pembiayaan transisi ekonomi hijau ini.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang utama di atas, Warta Ekonomi bermaksud mengadakan konferensi nasional dengan judul utama Green Economy Indonesia Summit 2022: The Future Economy of Indonesia. Di dalam konferensi Green Economy Indonesia Summit 2022: The Future Economy of Indonesia, terdapat dua topik utama yang akan didiskusikan, dibahas, dan diseminasikan oleh berbagai pihak yang ada di Indonesia, baik itu perusahaan swasta, perusahaan BUMN, Pemerintah, dan stakeholder lainnya.

Topik pembahasan pertama membahas mengenai strategi, program, inisiatif, dan kolaborasi untuk menyukseskan implementasi ekonomi hijau guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional dengan judul Succeeding the Implementation of Green Economy to Accelerate Economic Recovery. Kesuksesan implementasi ekonomi hijau yang merupakan bagian komitmen perusahaan swasta, perusahaan BUMN, Pemerintah Indonesia, dan stakeholder lainnya harus didorong dan didukung guna mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dan mencapai masyarakat berkelanjutan selama dan pasca pandemi COVID-19. Topik ini juga akan membahas mengenai tujuan meraih netral karbon (net zero emission) di tahun 2060 yang ditargetkan Indonesia, impelementasi, sinergi, serta kolaborasi yang harus dilakukan perusahaan swasta, perusahaan BUMN, Pemerintah Indonesia, stakeholder lainnya di dalam mewujudkan hal tersebut.

Topik pembahasan kedua akan membahas mengenai tantangan, kesempatan, serta strategi pembiayaan implementasi ekonomi hijau dengan judul Opportunities, Challenges, and Strategies in Financing Indonesia’s Green Economy Sector. Di dalam topik ini nantinya akan mendiskusikan mengenai peran perusahaan swasta dan BUMN di dalam mendukung pembiayaan ekonomi hijau, kebijakan insentif dari Pemerintah dan otoritas terkait kepada para perusahaan ini untuk mempercepat dan memperkuat implementasi ekonomi hijau, tantangan, kesempatan, strategi, serta kolaborasi pembiayaan ekonomi hijau di Indonesia. Hal ini dikarenakan besarnya kebutuhan pembiayaan atau dana transisi ekonomi hijau yang diperlukan.

The event is finished.

Date

May 11 - 12 2022
Expired!

Time

All Day

More Info

DAFTAR
Category
DAFTAR