Webinar Financial: Menghadapi Perlambatan Ekonomi dan Inflasi; “Apa yang perlu dilakukan?”

Kondisi perekonomian global semakin tak menentu seiring dengan berlarut-larutnya perang Rusia-Ukraina. Perang ini berdampak besar secara global. Pasalnya, kondisi ini memicu kenaikan harga energi dan pangan yang cukup tinggi. Padahal perekonomian di dunia belum sepenuhnya pulih pasca dihantam badai Pandemi Covid 19. Tak ayal kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya stagflasi.

Stagflasi sendiri merupakan Istilah yang digunakan untuk menggambarkan dua fenomena ekonomi yang biasanya terjadi terpisah, yaitu: perlambatan ekonomi dan Inflasi. Dalam artian ini maka stagflasi dapat diartikan sebagai perlambatan pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan kenaikan harga barang yang tinggi. Tren ini pernah berlangsung pada pertengahan tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Kala itu kondisi ini menyebabkan krisis ekonomi yang cukup parah di Amerika, Eropa dan beberapa kawasan lainnya.

Ancaman stagflasi terletak pada dua hal. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang lambat. Kedua, tingginya kenaikan harga. Dalam kondisi normal pertumbuhan ekonomi yang lambat akan menyebabkan tingginya angka pengangguran. Dampaknya, adalah tertekannya daya beli masyarakat yang menjadikan kenaikan harga barang menjadi tidak memungkinkan. Akan tetapi, dalam kondisi stagflasi, ancaman ketahanan ekonomi menjadi berkali lipat lebih tinggi. Pasalnya, turunnya daya beli masyarakat terjadi bersamaan dengan kenaikan harga barang.

Berbicara mengani kondisi ekonomi tentu tidak terlepas dari beberapa sektor yang turut mendukung pertumbuhan ekonomi di era saat ini. Salah satunya adalah sektor jasa keuangan dan asuransi. Data BPS mencatat bahwa Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi memberikan nilai tambah terhadap perekonomian sebesar 129,9 triliun rupiah pada triwulan pertama 2022. Bahkan nilai ini cenderung mengalami kenaikan dibandingkan pada dua triwulan sebelumnya.

Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa memang jasa keuangan memiliki peran bagi perekonomian. Selain itu, menurut Publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara akan optimal apabila stabilitas sistem keuangan negara tersebut dapat terpelihara dengan baik. Khusus untuk Indonesia, sektor keuangan masih didominasi oleh perbankan. Akibatnya, segala sumber pembiayaan pembangunan dan perekonomian tergantung dari perbankan. Sementara sektor keuangan lainnya relatif kurang berkembang.
Di tengah kondisi demikian berbagai pertanyaan berkecamuk di tengah masyarakat. Bagaimana pandangan dan langkah pemerintah mengantisipasi ancaman stagflasi? Bagaimana pengaruh ancaman stagflasi bagi ekonomi nasional? Bagaimana kenaikan harga komoditas mempengaruhi sektor perdagangan di Indonesia? Apakah hal ini merupakan ancaman atau peluang? Bagaimana pula dengan masyarakat umum? Apa yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi badai stagflasi? Langkah finansial apakah yang dapat diambil? Lantas bagaimana peran lembaga keuangan dalam mengantisipasi adanya badai stagflasi, tantangan apa yang menanti?

Pertanyaan-pertanyaan di atas menanti untuk dijawab. Untuk itu dalam rangka memahami Stagflasi dan pengaruhnya Warta Ekonomi mempersembahkan webinar yang bertajuk “Potensi Badai Stagflasi: Antisipasi dan Penanggulangan“ sebagai salah satu upaya untuk memberikan pemahaman akan permasalahan ini. Sehingga berbagai lini masyarakat tidak gagap dan gugup dalam menghadapi kemungkinan akan terjadinya Stagflasi di Indonesia.

The event is finished.

Date

Jul 26 2022
Expired!

Time

2:00 pm - 5:00 pm